I . ANALISA DATA
| Data | Masalah |
1. | DS: Klien mengatakan bahwa dirinya tidak mampu menjadi kepala keluarga yang baik dan tidak berdaya melakukan apa pun DO: Klien sudah 10 tahun bercerai | Gangguan proses keluarga |
2. | DS: Klien mengatakan tak ingin berjumpa dengan siapa pun DO: Klien selalu menyendiri duduk di pojok tempat tidur dan kadang-kadang berjalan mondar mandir | Isolasi sosial |
3. | DS: DO: Rambut tidak bersih dan kotor, janggut dan kumis tida terawat, kuku panjang dan hitam: baju kotor | Defisit perawatan diri |
4. | DS: DO: Pasien lesu dan gelisah | Intoleransi aktif (HDR) |
5. | DS: Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang ingin membunuh nya DO: Klien memukul dan melempar barang-barang setiap mendengar suara tersebut | Resiko tinggi membahayakan diri halusinasi dengar |
6. | DS: DO: Klien slalu marah bila ditanyakan tentang perceraiannya | Hambatan interaksi sosial |
7. | DS: Klien mengatakan bahwa dia tidak sakit DO: Klien mengalami gangguan jiwa | Gangguan proses berfikir |
II . DAFTAR MASALAH
1) HDR
2) Isolasi sosial
3) Gangguan persepsi atau proses berfikir: Halusinasi pendengaran
4) Resiko mencederai diri
5) Defisit perawatan diri
6) Gangguan proses keluarga
7) Gangguan proses berfikir
IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko perilaku mencederai diri
2. Gangguan sensori atau persepsi: halusinasi pendengaran
3. Isolasi sosial: menarik diri
4. Defisit perawatan diri
V. INTERVENSIPerencanaan
Rencana tindakan keperawatan kesehatan jiwa untuk diagnosis keperawatan
Diagnosa keperawatan
- Perilaku kekerasan
PERENCANAAN | INTERVENSI | |
TUJUAN | KRITERIA EVALUASI | |
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya 2. Klien dapat mengenal halusinasinya 3. Klien dapat mengontrol halusinasi nya 4.Klien mendapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya | 1.1. Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa sengan, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapinya 2.1. Klien dapat menyebutkan waktu, isi dan frekuensi timbulnya halusinasi 2.2. Klien dapat mengungkapkan bagaimana perasaannya terhadap halusinasi tersebut 3.1. Klien dapat menyebutkan tindakan yang biasanya dilakukan untuk mengendalikan halusinasinya 3.2. Klien dapat menyebutkan cara baru mengontrol halusinasi 3.3. Klien dapat mendemonstrasikan cara menghardik/ mengusir/ tidak memedulikan halusinasinya 3.4. Klien dapat mendemonstrasikan bercakap-cakap dengan orang lain 3.5. Klien dapat mendemonstrasikan pelaksanaan kegiatan sehari-hari 3. 6. Klien dapat mengikuti terapi aktivitas kelompok 3. 7. KLien dapat mendemonstrasikan kepatuhan minum obat untuk mencegah halusinasi 4. 1. Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda, dan tindakan untuk mengendalikan halusinasi 4. 2. Keluarga dapat menyebutkan jenis, dosis, waktu pemberian, manfaat serta efek samping obat | 1.1.1. Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik:
2.1.1. Adakah kontak sering dan singkat secara bertahap 2.1. 2. Observasi tingkah laku klien yang berkaitan dengan halusinasinya: bicara dan tertawa tanpa stimulus dan memandang kekiri atau kekanan atau kedepan seolah-olah ada teman bicara 2. 1. 3. Bantu klien mengenal halusinasinya
2. 1. 4. Diskusikan dengan klien:
2. 2. 1. diskusikan dengan klien tentang apa yang dirasakannya jika terjadi halisinasi (marah/takut, sedih, dan senang), beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaannya 3. 1. 1. Identifikasi bersama klien tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, marah, menyibukkan diri, dll) 3.1.2. diskusikan manfaat dan cara yang digunakan klien, jika bermanfaat beri pujian kepada klien 3. 2. 1. diskusikan dengan klien tentang cara baru mengontrol halusinasi nya:
3. 3. 1. Beri contoh cara menghardik halusinasi: “ pergi! Saya tidak mau mendengar kamu, saya mau mencuci piring/ bercakap-cakap dengan suster” 3. 3. 2. Minta klien mengikuti contoh yang diberikan dan minta klien mengulanginya 3. 3. 3. Beri pujian atas keberhasilan klien 3. 3. 4. Susun jadwal latihan klien dan minta klien mengisi jadwal kegiatan (self-evaluation) 3. 3. 5. Tanyakan kepada klien: “ bagaimana perasaan Tini setelah menghardik? Apakah halusinasinya berkurang? “ Berikan pujian 3. 4. 1. Beri contoh percakapan dengan orang lain: “ suster, saya dengar suara-suara, temani saya bercakap-cakap” 3. 4. 2. Minta klien mengikuti contoh percakapan dan mengulanginya 3. 4. 3. Beri pujian atas keberhasilan klien 3. 4. 4. Susun jadwal klien untuk melatih diri, mengisi kegiatan dengan bercakap-cakap, dan mengisi jadwal kegiatan ( self-evaluation) 3. 4. 5. Tanyakan kepada klien: “ Bagaimana perasaan Tini setelah latihn bercaka-cakap? Apakah halusinasinya berkurang?” Berikan pujian 3. 5. 1. Diskusikan dengan klien tentang kegitan sehari-hari yang dapat dilakukan di rumah dan di rumah sakit (untuk klien halusinasi dengan perilaku kekerasan, sesuaikan denga control perilaku kekerasan) 3. 5. 2. Latih klien untuk melakukan kegiatan yang di sepakati dan masukan kedalam jadwal kegiatan. Minta klien mengisi jadwal kegiatan (self-evaluation) 3. 5. 3. Tanyakan kepada klien: “ Bagaimana perasaan Tini setelah melakukan kegaiatan harian? Apakah halusinasinya berkurang? “ Berikan pujian 3. 6. 1. Anjurkan klien untuk mengikuti terapi aktivitas kelompok, orientasi realita, stimulasi persepsi (pedoman tersendiri) 3. 7. 1. KLien dapat menyebutkan jenis, dosis, dan waktu minum obat serta manfaat obat tersebut (prinsip 5 benar: benar orang, obat, dosis, waktu, dan cara) 3. 7. 1. 1. Diskusikan dengan klien tentang jenis obat yang diminum (nama, warna, dan besarnya); waktu minum obat (jika tiga kali: pukul. 07. 00, 13. 00, dan 19. 00); dosis; cara 3. 7. 1. 2. Diskusikan dengan klien tentang manfaat minum obat secara teratur:
3.7.2. Klien mendemonstrasikan kepatuhan minum obat sesuai jadwal yang ditetapkan 3. 7. 2. 1. Diskusikan proses minum obat:
3. 7. 2. 2. Susun jadwal minum obat bersama klien 3. 7. 3. KLien mengevaluasi kemampuannya dalam melatih dan mengevaluasi kemampuan nya dalam minum obat 3. 7. 3. 1. klien mengevaluasi pelaksanaan minum obat dengan mengisi jadwal kegiatan sehari- hari (self-evaluation) 3. 7. 3. 2. Validasi pelaksanaan minum obat klien 3. 7. 3. 3. beri pujian atas keberhasilan klien 3. 7. 3. 4. Tanyakan kepada klien: “ Bagaimana perasaan Budi dengan minum obat secara teratur? Apakah keinginan marahnya berkurang?” 4.1.1. Diskusikan dengan keluarga (pada saat keluarga berkunjung/ pada saat kunjungan rumah):
4. 2. 1. Diskusikan dengan keluarga tentang jenis, dosis, waktu pemberian, manfaat, dan efek samping obat 4. 2. 2. Anjurkan keluarga untuk mendiskusi dengan dokter tentang manfaat dan efek samping obat 4. 2. 3. diskusikan akibat dari berhenti minum obat tanpa berkonsultasi terlebih dahulu . |
keterangan: intervensi,pohon masalah dan dignosa keperawatan
didapat dari buku proses keperawatan jiwa karangan budi anna kliat
edisi ke 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar