Jumat, 14 November 2008

ASKEP ANEMIA II

B. Asuhan keperawatan

I . Pengkaji

a. data demografi

b. Riwayat kesehatan

· Riwayat kesehatan dahulu

- klien pernah mengalami pendarahan

- klien sering mengkonsumsi obat analgetik

- klien pernah mendapatkan pengobatan kemoterapi

- klien pernah mengalami konstipasi

- klien pernah mengalami demam tinggi

- klien pernah menderita diare

- klien pernah menderita DHF

· Riwayat kesehatan keluarga

- Ibu mengalami anemia sel sabit

- Ayah nya seorang penderita CHF

· Riwayat kesehatan sekarang

- Peningkatan suhu tubuh , sakit kepala ,mual muntah

- Pucat

- Klien mengatakan sulit bernafas

- kelemahan

- klien mengatakan sensitive terhadap dingin

- klien megatakan BB turun dari normal

c. kebutuhan dasar

· Aktivitas/ Istirahat

Gejala:

Keletihan , kelemahan , malaise , umum . Kehilangan prduktifitas; penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.

Tanda:

Takikardia/ takipnea; dispnea pada bekerja atau istirahat

Letargi, menarik didri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada

sekitarnya.Kelemahan otot dan penurunan kekuatan.Ataksia, tubuh tidak tegak.Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang menunjukkkan keletihan .

· Sirkulasi

Gejala:

riwayat kehilangan darah kronis, misalnya perdarahan GI kronis, menstruasi berat ( DB ); angina, CHF ( akibat kerja jantung berlebihan ).Riwayat endokarditis infektif kronis.

Palpitasi ( takikardia kompensasi ).

Tanda :

- TD : Peningkatan sistolik dengan diastolic stabil dan tekanan nadi melebar; hipotensi postural.

- Disritmia : Abnormalitas EKG, misalnya depresi segmen ST dan pendataran/ depresi gelombang T; takikardia.

- Bunyi jantung : Murmur sistolik ( DB )

- Ekstremitas ( warna ): Pucat pada kulit dan membrane mukosa ( konjungtiva, mulut, faring, bibir ) dan dasar kuku. ( Catatan : pada

- pasien kulit hitam , pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan ); kulit seperti berililin, pucat ( Aplastik, AP ) atau kuning lemon terang ( PA )

- Sklera : Biru atau putih seperti mutiara ( DB )

- Pengisian kapiler melambat ( penurunan aliran darah ke perifer dan vasokontriksi kompensasi )

- Kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok ( Koilonikia ) (DB).

- Rambut : Kering, mudah putus, menipis; tumbuh uban secara premature ( AP ).

· Integritas Ego

Gejala :

Keyakinan agama/ budaya mempengaruhi pilih pengobatan misalnya; penolakan tranfusi darah.

Tanda :

Depresi

· Eliminasi

Gejala :

Riwayat pielonefritis, gagal ginjal , Flatulen, sindrom malabsorbsi ( DB ), Hematemesis, feses dengan darah segar, melena, Diare/ konstipasi , Penurunan haluaran urin

Tanda :

Distensi abdomen

· Makanan / Cairan

Gejala :

Penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/ masukan produksi real tinggi ( DB ).Nyeri mulut / lidah, kesulitan menelan ( ulkus pada faring ).Mual / muntuh, dyspepsia, anoreksia.Adanya penurunan berat badan.Tidak pernah puas mengunyah / pika untuk es, kotoran, tepung jagung, cat, tanah liat dsb (DB).

Tanda :

- Lidah tampak merah daging atau halus (AP); defisiensi asam folat dan vitamin B12.

- Membran mukosa kering, pucat.

- Turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut/ hilang elastisitas (DB).

- Stomatitis dan glositis ( status defisiensi

- Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah (DB).

· Higiene

Kurang bertenaga, penampilan tidak rapi.

· Neurosensori

Gejala :

Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidakmampuan berkonsentrasi. Insomnia, keseimbangan buruk, kaki goyah; parestesia tangan atau kaki (AP); klaudikasi.Sensasi menjadi dingin.

Tanda :

- Peka rangsang, gelisah, depresi, cenderung tidur, apatis.

- Mental: tak mampu berespon lambat dan dangkal.

- Oftalmik : Hemoragis retina ( aplastik. AP ).

- Epistaksis, perdarahan dari lubang-lubang ( aplastik ).

- Gangguan koordinasi, Ataksia : penurunan rasa getar dan posisi,

- tanda Romberg positif, paralysis (AP).

· Nyeri / Kenyamanan

Nyeri abdomen samara ; sakit kepala (DB)

· Pernapasan

Gejala :

Riwayat TB, abses paru , Nafas pendek pada istirahat dan aktifitas.

Tanda :

Takipnea, ortopnea, dan dispnea

· Keamanan

Gejala :

Riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia, misalnya benzene, insektisida, fenilbutazon, naftalen.

Riwayat terpajan pada radiasi baik sebagai pengobatab atau kecelakaan.Riwayat kanker, terapi kanker.Tidak toleran terhadap dingin atau panas.Transfusi darah sebelumnya. Gangguan penglihatan.Penyembuhan luka buruk, sering infeksi.

Tanda :

- Demam rendah, menggigil, berkeringat malam.

- Limfadenopati umum

- Petekie dan ekimosis ( aplastik ).

· Seksualitas

Gejala :

Perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia/ amenore (DB). Hilang libido (pria dan wanita).Impoten

Tanda :

Serviks dan dinding vagina pucat.

· Penyuluhan / Pembelajaran

Gejala :

Kecendrungan keluarga untuk anemia (DB / AP).Penggunaan anti konvulsan masa lalu/ saat ini, anti biotic, agen kemoterapi (gagal sumsum tulang), aspirin, obat anti inflamasi atau anti koagulan. Penggunaan alcohol kronis.Adanya/ berulangnya episode perdarahan aktif (DB).Riwayat penyakit hati, ginjal; masalah hemotologi; penyakit seliak / penyakit malabsobsi lain; enteritis regional; manifestasi cacing pita; poliendokrinopati; masalah autoimun ( misalnya antibody pada sel parietal, factor instrinsik, antibody tiroid dan sel T ).Pembedahan sebelumnya, misalnya splenektomi; eksisitumor; penggantian katup prostetik; eksisi bedah duodenum/ reseksi gaster, gastrektomi parsial atau total (DB/AP).Riwayat adanya masalah dengan penyembuhan luka atau perdarahan; infeksi kronis, (RA).Penyakit granulomatus kronis, atau kanker ( sekunder anemia ).

d. pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Diagnostik

· Jumlah darah lengkap (JDL) : Hemoglobin dan hematokrit menurun.

o Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCF (volume korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin kurpuskular rerata) menurun dan mikrositik dengan eritrosit hipokromik (DB), peningkatan (AP). Pansitopenia (aplastik).

o Jumlah retikulosit: bervariasi, misalnya menurun (AP), meningkat (respons sumsum tulang terhadap kehilangan darah/ hemolisis).

o Pewarnaan SDM : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat mengindikasikan tipe khusus anemia).

o LED : peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misalnya peningkatan kerusakan SDM/ penyakit malignasi.

o Masa hidup SDM : Berguna dalam membedakan diagnosa anemia, misalnya pada tipe anemia tertentu, SDm mempunyai waktu hidup lebih pendek.

o Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB).

o SDP : jumlah sel total sama dengan SDM (diferensial) mungkin meningkat (hemolitik) atau menurun (aplastik).

· Jumlah trombosit : menurun (aplastik); meningkat (DB); normal atau tinggi ( hemolitik ) .

o Hemoglobin elektroforosis : mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin.

o Bilirubin serum ( tak terkonjugasi ) : meningkat (AP, hemolitik).

o Folat serum dan vitamin B12 : membantu mendiagnosa anemia sehubungan dengan defisiensi masukan atau absorbsi.

o Besi serum : tak ada (DB); tinggi (hemolitik).

o TIBC serum : meningkat (DB)

o Feritin serum : menurun (DB)

o Masa perdarahan : memanjang (aplastik)

o LDH serum : mungkin meningkat (AP)

o Tes schilling : Penurunan ekskresi vitamin B12 urine (AP)

o Guaiak : mungkin positif untuk darah pada urine, feses, isi gaster, menunjukkan perdarahan akut/ kronis (DB).

o Analisa gaster : Penurunan sekresi dengan peningkatan pH tak adanya asam hidroklorik bebas (AP)

o Aspirasi sumsum tulang / pemeriksaan biopsy : sel mungkin tampak berubah dalam jumlah, ukuran, bentuk, membentuk membedakan tipe anemia, misalnya peningkatan megaloblas (AP), lemak sumsum dengan penurunan sel darah (aplastik).

o Pemeriksaan endoskopik dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan ; perdarahan GI.

II. Diagnosa keperawatan

1. perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen / nutrisi ke sel

2. intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen ( pengiriman ) dan kebutuhan

3. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan / absorbsi nutrient yang di perlukan untuk pembentukan SDM normal

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No.

Diagnosa Keperawatan

Tujuan & Kriteria Hasil

Intervensi

Rasional

1.

2.

3.

Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/ nutrient ke sel.

Intoleran aktifitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.

Intoleran aktifitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.

Menunjukkan perfusi adekuat mis ; tanda vital stabil; membrane mukosa warna merah muda; pengisian kapiler baik, haluaran urine adekuat; mental seperti biasa.

- Melaporkan peningkatan toleransi aktifitas (termasuk aktivitas sehari-hari.)

- Menunjukkan penurunan tanda fisiologis intoleransi, misalnya nadi, pernapasan dan TD masih dalam rentang normal pasien.

- Melaporkan peningkatan toleransi aktifitas (termasuk aktivitas sehari-hari.)

- Menunjukkan penurunan tanda fisiologis intoleransi, misalnya nadi, pernapasan dan TD masih dalam rentang normal pasien.

Mandiri :

1. Awasi tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit atau membran mukosa, dasar kuku.

2. Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.

3. Awasi upaya pernafasan; auskultasi bunyi nafas perhatikan bunyi adventisius.

4. Sedikit keluhan nyeri dada, palpitasi

5. Kaji untuk respon verbal melambat, mudah terangsang, agitasi, gangguan memori, bingung.

6. Orientasi ulang pasien sesuai kebutuhan. Catat jadwal aktivitas pasien untuk dirujuk. Berikan cukup waktu untuk pasien berfikir, komunikasi dan aktifitas

7. Catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan an tubuh hangat sesuai indikasi.

8. Hindari penggunaan bantalan penghangat atau botol air panas. Ukur suhu air mandi dengan termometer.

Kolaborasi :

1. Awasi pemeriksaan laboratorium, misalnya Hb atau Ht dan jumlah SDM, GDA.

2. Berikan SDM darah lengkap atau packed, produk darah sesuai indikasi, awasi ketat untuk komplikasi transfusi.

3. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.

Mandiri :

1. Kaji kemampuan pasien untuk melakukan tugas / AKS normal, catat laporan kelelahan, keletihan, kesulitan menyelesaikan tugas.

2. Kaji kehilangan atau gangguan keseimbangan gaya jalan, kelemahan otot.

3. Awasi TD, nadi, pernapasan, selama dan sesudah aktivitas. Catat respons terhadap tingkat aktivitas ( misalnya peningkatan denyut jantung/ TD, disritmia, pusing, dispnea, takipnea dsb ).

4. Sedikit keluhan nyeri dada, palpitasi

5. Kaji untuk respon verbal melambat, mudah terangsang, agitasi, gangguan memori, bingung.

Kolaborasi :

1. Awasi pemeriksaan laboratorium, misalnya Hb atau Ht dan jumlah SDM, GDA.

2. Berikan SDM darah lengkap atau packed, produk darah sesuai indikasi, awasi ketat untuk komplikasi transfusi.

1. Kaji kemampuan pasien untuk melakukan tugas / AKS normal, catat laporan kelelahan, keletihan, kesulitan menyelesaikan tugas.

2. Kaji kehilangan atau gangguan keseimbangan gaya jalan, kelemahan otot.

3. Awasi TD, nadi, pernapasan, selama dan sesudah aktivitas. Catat respons terhadap tingkat aktivitas ( misalnya peningkatan denyut jantung/ TD, disritmia, pusing, dispnea, takipnea dsb ).

4. Berikan lingkungan tenang. Pertahankan tirah baring bila diindikasikan. Pantau dan batasi pengunjung, telepon dan gangguan berulang tindakan yang tidak direncanakan.

5. Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing.

Memberikan informasi tentang derajat atau keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menentukan kebutuhan intervensi

Meningkatkan ekspansi paru

dan memaksimalkan

oksigenisasi untuk kebutuhan seluler. Catatan : kontra indikasi bila ada hipotensi.

Dispnea, gemericik menunjukkan GJK karena regangan jantung lama/ peningkatan kompensasi curah jantung.

Iskemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial/ potensial resiko infark.

Dapat mengindikasikan gangguan fungsi serebral karena hipoksia atau defisiensi vitamin B12.

Membantu memperbaiki proses pikir dan kemampuan melakukan atau mempertahankan kebutuhan AKS.

Vasokontriksi ( ke organ vital ) menurunkan sirkulasi perifer. Kenyamanan pasien atau kebutuhan rasa hangat harus seimbang dengan kebutuhan untuk menghindari panas berlebihan pencetus vasodilatasi ( penurunan perfusi organ ).

Mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan atau respon terhadap terapi.

Meningkatkan jumlah sel pembawa oksigen; memperbaiki defisiensi untuk menurunkan resiko perdarahan.

Memaksimalkan transpor oksigen ke jaringan.

Mempengaruhi pilihan intervensi atau bantuan.

Menunjukkan perubahan neurologi karena defisiensi vitamin B12 mempengaruhi keamanan pasien atau resiko cidera.

Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah oksigen adekuat kejaringan.

Iskemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial/ potensial resiko infark.

Dapat mengindikasikan gangguan fungsi serebral karena hipoksia atau defisiensi vitamin B12.

Mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan atau respon terhadap terapi.

Meningkatkan jumlah sel pembawa oksigen; memperbaiki defisiensi untuk menurunkan resiko perdarahan.

Mempengaruhi pilihan intervensi atau bantuan.

Menunjukkan perubahan neurologi karena defisiensi vitamin B12 mempengaruhi keamanan pasien atau resiko cidera.

Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah oksigen adekuat kejaringan.

Meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan menurunkan regangan jantung dan paru.

Hipotensi postural atau hipoksia serebral dapat menyebabkan pusing, berdenyut dan peningkatan resiko cidera.

DAFTAR PUSTAKA

An, Sudoyo w,dkk . ( 2006 ). Ilmu Penyakit Dalam Jilid Ii Edisi Iv.Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Doengoes, E.M .( 2000 ) . Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien . Jakarta : EGC

Gayton. ( 1997 ). Fisiologi Kedokteran .Jakatra:EGC

Jan,Tanbayong. (2000). Patofisiologi._

Price, Sylvia, A . ( 1999 ) .Patofisiologi :Konsep Klinis Proses – Prose Penyak Buku I .Jakarta :EGC

Sudarth . ( 2002 ) . Keperwatan Medical Bedah Edisi 8 vol 2.Jakarta :EGC

Smeltzer Suzanne .( 2002 ). Keperawatan Medical Bedah .volume 2.Jakarta:EGC

Tarwoto dan Wartonah. (2008).Keperawatan Medical Bedah Gangguan System Hematology. Jakarta:Trans info media

Tidak ada komentar: