Senin, 23 Maret 2009

SAP_ penyuluhan cuci tangan

Satuan Acara Penyuluhan ( SAP )

Cara Mencuci Tangan Di Sekolah Dasar ( SD )

I. Latar Belakang

Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan dalam berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997).

Pemeliharaan kebersihan diri sangat menentukan status kesehatan, dimana individu secara sadar dan atas inisiatif pribadi menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit. Upaya ini lebih menguntungkan bagi individu karena lebih hemat biaya, tenaga dan waktu dalam mewujudkan kesejahteraandan kesehatan.
Upaya pemeliharaan kebersihan diri mencakup tentang kebersihan rambut, mata, telinga, gigi, mulut, kulit, kuku, serta kebersihan dalam berpakaian. Dalam upaya pemeliharaan kebersihan diri ini, pengetahuan akan pentingnya kebersihan diri tersebut sangat diperlukan. Karena pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo,1997).

Pengetahuan kebersihan diri sangat dibutuhkan oleh setiap individu dalam mempertahankan kebiasaan hidup yang sesuai dengan kesehatan dan akan menciptakan kesejahteraan serta kesehatan yang optimal, dengan melakukan keperawatan kesehatan diri. Karena dari pengalaman dan penelitian terhadap praktek yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada praktek yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 1997).

Usia anak adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya. Saat ini masih terdapat perbedaan dalam penentuan usia anak. Menurut UU no 20 tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan WHO yang dikatakan masuk usia anak adalah sebelum usia 18 tahun dan yang belum menikah. American Academic of Pediatric tahun 1998 memberikan rekomendasi yang lain tentang batasan usia anak yaitu mulai dari fetus (janin) hingga usia 21 tahun. Batas usia anak tersebut ditentukan berdasarkan pertumbuhan fisik dan psikososial, perkembangan anak, dan karakteristik kesehatannya. Usia anak sekolah dibagi dalam usia prasekolah, usia sekolah, remaja, awal usia dewasa hingga mencapai tahap proses perkembangan sudah lengkap.

Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah menengah Atas adalah suatu masa usia anak yang sangat berbeda dengan usia dewasa. Di dalam periode ini didapatkan banyak permasalahan kesehatan yang sangat menentukan kualitas anak di kemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum, gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar. Permasalahan kesehatan tersebut pada umumnya akan menghambat pencapaian prestasi pada peserta didik di sekolah. Sayangnya permasalahan tersebut kurang begitu diperhatikan baik oleh orang tua atau para klinisi serta profesional kesehatan lainnya. Pada umumnya mereka masih banyak memprioritaskan kesehatan anak balita.

Orang tua dan guru adalah sosok pendamping saat anak melakukan aktifitas kehidupannya setiap hari. Peranan mereka sangat dominan dan sangat menentukan kualitas hidup anak di kemudian hari. Sehingga sangatlah penting bagi mereka untuk mengetahui dan memahami permasalahan dan gangguan kesehatan pada anak usia sekolah yang cukup luas dan kompleks. Deteksi dini gangguan kesehatan anak usia sekolah dapat mencegah atau mengurangi komplikasi dan permasalahan yang diakibatkan menjadi lebih berat lagi. Peningkatan perhatian terhadap kesehatan anak usia sekolah tersebut, diharapkan dapat tercipta anak usia sekolah Indonesia yang cerdas, sehat dan berprestasi.

Secara epidemiologis penyebaran penyakit berbasis lingkungan di kalangan anak sekolah di Indonesia masih tinggi. Kasus infeksi seperti demam berdarah dengue, diare, cacingan, infeksi saluran pernapasan akut, serta reaksi simpang terhadap makanan akibat buruknya sanitasi dan keamanan pangan.Selain itu risiko gangguan kesehatan pada anak akibat pencemaran lingkungan dari berbagai proses kegiatan pembangunan makin meningkat. Seperti makin meluasnya gangguan akibat paparan asap, emisi gas buang sarana transportasi, kebisingan, limbah industri dan rumah tangga serta gangguan kesehatan akibat bencana. Selain lingkungan, masalah yang harus diperhatikan adalah membentuk perilaku sehat pada anak sekolah.

Permasalahan perilaku kesehatan pada anak usia TK dan SD biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan cuci tangan pakai sabun, kebersihan diri. Penyakit yang cukup mengganggu dan berpotensi mengakibatkan keadaan bahaya hingga mengancam jiwa adalah penyakit menular pada anak sekolah. Sekolah merupakan tempat yang paling penting sebagai sumber penularan penyakit infeksi pada anak sekolah. Infeksi menular yang dapat menular di lingkungan sekolah adalah: Demam Berdarah Dengue, Infeksi Tangan Mulut, Campak, Rubela (campak jerman), Cacar Air, Gondong dan infeksi mata (Konjungtivitis Virus).Infeksi Kaki, Tangan dan Mulut disebabkan oleh virus entero, virus coxsackie A16, ataupun virus entero 71. Masa inkubasi sekitar 3 รข€“ 6 hari. Penularannya sangat cepat diantara usia anak.melalui sentuhan dengan air hidung atau mulut, kencing, ataupun pengeluaran. virus masuk melalui rongga mulut dan saluran cerna.

Tangan merupakan pembawa utama kuman penyakit. Cuci tangan pakai sabun (CTPS) diyakini dapat mencegah 1 juta kematian tersebut. Praktek CTPS setelah ke jamban atau menceboki anak, dan sebelum menjamah makanan dapat menurunkan hampir separuh kasus diare, dan sekitar seperempat kasus ISPA. Praktek CTPS juga dapat mencegah infeksi kulit, mata, dan memudahkan kehidupan orangan dengan HIV/AIDS

Diare dan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) dilaporkan telah membunuh 4 juta anak setiap tahun di negara-negara berkembang. Anak-anak yang tumbuh di daerah miskin berisiko meninggal 10 kali lebih besar daripada mereka yang tinggal di daerah kaya. Salah satu sumber penularannya adalah tangan yang tidak bersih.

Cuci tangan pakai sabun merupakan salah satu intervensi kesehatan yang paling murah dan efektif dibandingkan dengan hasil intervensi kesehatan dengan cara lainnya serta telah terbukti mampu mengurangi resiko penyakit bukan hanya yang terkait dengam diare, namun juga beberapa penyakit berbahaya lainnya seperti kolera dan disentri, sampai dengan 48–59%.

Dari latar belakang masalah diatas maka kami mahasiswa S1 keperawatan merasa tertarik untuk melakukan penyuluhan mengenai cara cuci tangan yang baik dan benar yang dilakukan kepada siswa sekolah dasar.

II. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )

Setelah dilakukan penyuluhan ini,audiens dapat memahami tentang cara – cara mencuci tangan yang benar

III. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )

Setelah mengikuti penyuluhan ini audiens dapat :

3.1 Memahami pengertian kebersihan

3.2 Mengetahui faktor – faktor penyebab menurunya kebersihan

3.3 Memahami dampak dari menurunnya kebersihan

3.4 Mengetahi cara mengatasi menurunnya kebersihan

3.4 Memahami cara mencuci tangan yang baik

3.5 Mampu mendemonstrasikan cara cuci tangan yang benar

IV. Pelaksanaan Kegiatan

1. Topic : Penyuluhan Cara Cuci Tangan Yang Benar

2. Sasaran : Siswa Sekolah Dasar

3. Metode : Demonstrasi

4. Media dan alat : leaflet , ember ,sabun , lap tangan ,leptop ,infocus

5 Waktu dan tempat :

tanggal :

Waktu :

Tempat :

6. Pengorganisasian :

penyaji :

Fasilitator :

moderator :

7. Setting tempat

1. kegiatan penyuluhan

No

Kegiatan penyuluhan

Kegiatan audiens

waktu

1.

Tahap pembukaan

1.1Moderator membuka acara dan memberi salam

1.2 Perkenalan

1.3 Menjelaskan tujuan penyuluhan

1.4Memberikan kesempatan bertanya

Menjawab salam ,mendegarkan, bertanya

Mendengar dan memperhatikan

Mendengar dan memperhatikan

Bertanya ,Mendengar dan memperhatikan

10 menit

2

Tahap pelaksanaan

2.1Menggalali pengetahuan audiens tentang pengertian kebersihan

2.2Memberikan reinforsemen positif

2.3Menjelaskan definisi kebersihan

2.4 Menjelaskan faktor – faktor penyebab menurunya kebersihan

2.5Menjelaskan dampak dari menurunnya kebersihan

2.6 Menjelaskan cara mengatasi menurunnya kebersihan

2.7 Menjelaskan cara mencuci tangan yang baik

2.8Mendemonstrasikan cara cuci tangan yang benar

2.9Memberikan kesempatan audiens untuk mempraktekan cara mencuci tangan yang benar

2.10Memberikan reinforsemen positif

2.11Memberikan kesempatan bertanya

Menjawab pertanyaan ,mendengar memberikan persepsi tentang kebersihan ,bertanya

Mendengar ,memperhatikan

Mendengar ,memperhatikan

Mendengar ,memperhatikan

Mendengar ,memperhatikan

Mendengar ,memperhatikan

Mendengar ,memperhatikan

Memperhatikan

Mendemonstrasikan cara cuci tangan yang benar

Mendengar ,memperhatikan

Menjawab pertanyaan ,mendengar memberikan persepsi tentang kebersihan ,bertanya

40menit

3

Tahap penutup

3.1Penyaji menyimpulkan materi Tentang pencegahan toxoplasmosis

3.2Moderator menutup acara& mengucapkan salam

Mendengar ,dan menyimpulkan materi dengan audiens

Mendengar ,menjawab salam

5menit

II. Uraian Tugas

1. Tugas Moderator

a. Membuka acara

b. Menjelaskan tujuan penyuluhan dan mengatur jalan nya acara penyuluhan

c. Menutupkan acara

2. Tugas Penyaji

aMenggali pengetahuan audiens

b. Menjelaskan pokok bahasan penyuluhan

d. Bertanya pada audiens

e. Menyimpulkan materi

3. Tugas Observer

Mengevaluasi jalannya penyuluhan

4. Tugas Fasilitator

a. Memfasilitasi jalanya penyuluhan

bMemberi motivasi kepada audiens yang bertanya

III. Criteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

b. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan

c. Peran dan tugas masyarakat sesuai perencanaan

2. Evaluasi Proses

a. Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan

b. Audiens mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir

cAudiens berperan aktif selam penyuluhan

3. Evaluasi Hasil

a. Minimal 60% audiens dapat mengikuti penyuluhan dan dapat menjelaskan definisi kebersihan

b. Minimal 60% audiens dapat mengikuti penyuluhan dan dapat menyebutkan faktor – faktor penyebab menurunya kebersihan

c. Minimal 60% audiens dapat mengikuti penyuluhan dan dapat menyebutkan 3 dampak dari menurunnya kebersihan

d. Minimal 60% audiens dapat mengikuti penyuluhan dan dapat menyebutkan cara mengatasi menurunnya kebersihan

e. Minimal 60% audiens dapat mengikuti penyuluhan dan memahami cara mencuci tangan yang baik

f. Minimal 60% audiens dapat mengikuti penyuluhan dan mampu mendemonstrasikan cara cuci tangan yang benar

Materi

I. Pengertian

Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan dalam berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997).

II Faktor Penyebab Menurunya Kebersihan

1. Pencemaran lingkungan

Paparan asap yang pencemaran lingkungan dari berbagai proses kegiatan pembangunan makin meningkat. Seperti makin meluasnya gangguan akibat paparan asap, emisi gas buang sarana transportasi, kebisingan, limbah industri dan rumah tangga serta gangguan kesehatan akibat bencana.

2. Menurunya kebersihan perorangan seperti gosok gigi yang tidak baik dan benar, kebiasaan cuci tangan yang tidak pakai sabun,

3. Perilaku berisiko seperti merokok, perkelahian antar pelajar.

III Dampak Menurunya Kebersihan

Menurunnya kebersihan lingkungan atau perorangan pada anak dapat mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit infeksi dan penyakit menular . Kasus infeksi seperti demam berdarah dengue, diare, cacingan, infeksi saluran pernapasan akut,dan lain –lain

IV Cara Mengatasi Menurunnya Kebersihan

* Buang sampah pada tempat nya

* Menjaga lingkungan di sekitar kita

* Menjaga kebersihan badan

Menggosok gigi Menyisir rambut

Mengunting kuku Rajin mencuci tangan

V. cara mencuci tangan

CTPS yang benar memerlukan sabun dan sedikit air mengalir. Air mengalir dari kran bukan keharusan, yang penting air mengalir dari sebuah wadah bisa berupa botol, kaleng, ember tinggi, gentong, jerigen, atau gayung. Tangan yang basah disabun, digosok-gosok bagian telapak maupun punggungnya, terutama di bawah kuku minimal 20 detik.Setelah itu bilas dengan air mengalir dan keringkan dengan kain bersih atau kibas-kibaskan di udara

DAFTAR PUSTAKA

http://anugerah.hendra.or.id/pasca-nikah/3-anak-anak/permasalahan-umum-kesehatan-anak-usia-sekolah/ tgl 20 -03-09 13:00

http://icoel.wordpress.com/kumpulan-skripsi/skripsi-2/

Notoatmodjo,S. (2007).Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta : Rineka Cipta

________. E.B. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

1 komentar:

MR NURSE mengatakan...

mksh buat materi nya?tetep smgt ya?????????/